BAB I
Aku hanya duduk sendiri di balkon
apartemenku,menatap langit malam yang cerah penuh bintang sambil menikmati
secangkir kopi. Menikmati kesendirianku.
Kopi… aku menyukai minuman ini.dulu aku tidak
menyukai minuman ini karena rasanya yang pahit.aku tersenyum melihat kopiku
yang mengepulkan asap,kuhirup perlahan menikmati aromanya.membayangkan
kebersamaan kita dulu.
***
“seperti
biasa,aku memesan kopi dan biskuit”
Kau selalu mengatakan hal itu setiap kita ke café.
“apa
istimewanya minuman pahit itu?”
“justru
dia istimewa karena memiliki rasa pahit” kau menjawab sambil tersenyum.dan
bagiku senyummu adalah yang teristimewa.
Kau menjelaskan rasa kopi yang bagimu terasa magic.
“kopi
istimewa karena dia memiliki rasa pahit.sepertihalnya dalam kehidupan ini,jika
hanya memiliki rasa manis maka akan sangat membosankan”
Aku hanya mengernyitkan kening menunggumu berbicara
lagi.
“membosankan
yang aku maksud adalah,kita tidak akan tumbuh dewasa kalau hanya menikmati
manisnya hidup. Kedewasaan akan tumbuh
dari pengalaman-pengalaman dan kegagalan yang kita rasakan.
Pengalaman-pengalaman itu secara tidak sengaja akan mengajarimu mengenai
realita kehidupan. Kita harus pintar melihat situasi,dengan begitu kita bisa
menempatkan diri kita diberbagai kalangan.karena aku ingin diterima dikalangan
manapun”
Aku tersenyum mendengarkanmu berbicara,aku kagum
padamu.
“ini
yang kusukai darimu,kau selalu berfikiran realistis dan tidak melihat dari satu
sudut saja melainkan dari berbagai sudut. Mungkin ini yang membuat kita
bertahan sampai sejauh ini. Aku sempat memikirkan dunia yang ideal,dimana
terdapat cinta dan kebahagiaan dimana-mana”
Kau hanya tersenyum mendengar celotehku mengenai
dunia ideal. Delapan tahun kita bersahabat dan saling mengenal.aku mengenalmu
sebagai sosok yang realistis,sedangkan aku hanyalah seseorang yang mendambakan
dunia penuh cinta. Tapi kita saling menikmati perbedaan antara kita. Aku merasa
nyaman berada disampingmu tapi lama-lama rasa itu berubah menjadi cinta,aku
sadar akan diriku yang kau anggap sebagai adik.perhatian-perhatianmu hanyalah
sebatas rasa sayang terhadap seorang adik.denganmu aku merasakan cinta
platonis. Aku hanya bisa memendam rasa cinta ini tanpa menginformasikan kepada
orang lain,siapapun itu.tapi dengan begini justru aku menikmati rasa cinta ini.
***
Lusa adalah hari kebahagiaanmu,kau menemukan
seseorang yang akan mendampingimu selamanya. Meski sedikit teriris tapi aku
harus sadar akan posisiku,aku hanya seorang teman tidak lebih.
Kukenakan pakaian terbaikku untuk menyambut hari
pernikahanmu. Kau terlihat bahagia menatap wanita anggun disebelahmu,senyum itu
berbeda dengan senyum yang biasa kau perlihatkan padaku,senyummu padanya lebih
tulus dan penuh cinta.sempat terfikir olehku “seandainya yang duduk bersamamu
saat ini adalah aku,maka aku akan menjadi orang paling bahagia di bumi ini”.
“selamat
ya kak Petra”kau menyambut uluran tanganku
“terimakasih
Dona”
“semoga bahagia”batinku
0 komentar:
Posting Komentar